T.I.P.S. Berkarya Dalam Tuhan
“Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya.” – Kolose 3:23-24
“Bagaimana saya bisa ikut mengabarkan Kabar Baik?”
“Saya masih kecil, pasti sulit kalau saya ingin menunjukkan Teladan Tuhan Yesus.” “Saya rajin berdoa dan baca Alkitab, apakah itu sudah cukup?”
Banyak pertanyaan-pertanyaan sederhana dari anak-anak yang menyatakan keinginan mereka untuk berkarya dalam Tuhan, kemauan mereka untuk turut serta menyatakan Kabar Baik dan antusiasme mereka untuk bekerja di ladang Tuhan. Terkadang tidak gampang memberikan jawaban yang sederhana, mudah dipahami dan bisa secara langsung anak-anak aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Namun pertanyaan sederhana itu tidak bisa dan tidak boleh diabaikan. Tekad untuk berkarya dalam Tuhan harus mendapat dukungan dan bantuan.
Di sisi lain, tidak sedikit cara yang baik untuk menjawab dan memberikan pengarahan kepada anak untuk pertanyaan sederhana tersebut. Contoh kehidupan nyata yang mereka lihat dan alami di kehidupan mereka, kesaksian yang bisa dengan mudah dilihat pada sosial media ataupun kisah pencapaian yang dialami oleh tokoh-tokoh Kristen yang terkenal merupakan sedikit dari banyak petunjuk yang bisa disampaikan kepada anak-anak.
Analogi adalah salah satu panduan untuk menyampaikan jawaban kepada anak-anak. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, analogi berarti persamaan atau persesuaian antara dua benda atau hal yang berlainan.
Tuhan Yesus menggunakan analogi dalam menyampaikan ajaran-ajaranNya. Pada saat Tuhan Yesus berkhotbah di bukit banyak analogi yang disampaikan olehNya. Salah satunya, Matius 5:13-16 yang diberi judul oleh Lembaga Alkitab Indonesia “Garam Dunia dan Terang Dunia”. Analogi bahwa garam tidak boleh tawar, garam untuk menguatkan rasa dan menambah kenikmatan dari makanan. Demikian juga dengan hidup manusia yang harus memberi rasa yang baik. Sementara terang menganalogikan cahaya yang akan menuntun dalam kegelapan. Demikian juga hidup manusia, menuntun mereka yang dalam kegelapan (gelap = dosa) untuk menuju Terang Hidup yang adalah Tuhan Yesus.
Kembali pada pertanyaan-pertanyaan di atas. Satu analogi sederhana yang bisa membantu menjawab adalah Tips. Kata itu berasal dari Bahasa Inggris, yang salah satunya mengartikan nasihat sederhana atau informasi yang baik. Analogi yang ditarik dari Tips sebagai cara untuk menyampaikan pesan dan mudah diingat anak-anak adalah T = Tell, I = Invite, P = Pray dan S = Show.
“T” yang Mengartikan “Tell”
Latar belakang dari analogi “Tell” pada huruf “T” adalah tertera pada 1 Petrus 4:11 yang menyebutkan, “Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin.”
“Menyampaikan Firman Allah” merupakan kunci dari “Tell“. Anak-anak didorong untuk menceritakan kehidupan, kuasa dan kasih karunia Tuhan Yesus. Tentunya hal itu dilakukan dengan kemampuan dan kekuatan yang ada pada diri anak. Tidak mungkin dipaksakan seorang anak untuk berkarya seperti pendeta atau seperti orang yang sudah mendalami Alkitab pada sekolah-sekolah keagamaan resmi. Anak bisa disampaikan bagaimana secara sederhana menyampaikan karya Tuhan Yesus yang dia dengar di Ibadah Gereja dan bagaimana mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
“I” yang Mengartikan “Invite”
Ibrani 12:28 menyatakan, “Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.”
Ibadah adalah satu kewajiban yang harus dilakukan satu kali dalam seminggu. Salah satu dari Sepuluh Perintah Allah yang disampaikan melalui Musa adalah “Ingatlah dan Kuduskanlah Hari Sabat” (Keluaran 2:8). Anak-anak diajak untuk “invite” atau mengundang teman-temannya yang belum atau jarang beribadah. Anak-anak bisa untuk bisa turut serta untuk mengingatkan dan menyarankan teman-temannya untuk pergi beribadah secara teratur. Pada saat “invite“ dilakukan, tanpa disadari oleh anak-anak, mereka juga sedang melakukan “Tell” atau menyampaikan.
“P” yang Mengartikan “Pray”
“Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya” (Yakobus 5:16).
Doa yang paling sempurna adalah Doa Bapa Kami (Matius 6:9-13) yang diajarkan oleh Tuhan Yesus pada saat khotbah di bukit. Pada doa ini terangkum inti dari berdoa, yaitu mengucap syukur akan kemuliaan Allah, menyerahkan diri sepenuhnya kepadaNya, meminta ampun atas kesalahan dan meminta agar hidup kita selalu dijaga dari kuasa jahat. Demikianlah anak-anak diberi pemahaman dan pengertian tentang berdoa serta disampaikan bahwa berdoa tidak perlu panjang tetapi singkat dan merangkum ke empat hal yang diajarkan Tuhan Yesus.
Berdoa dilakukan untuk diri sendiri dan yang terpenting mendoakan sesama. Sejak masih kecil, anak sudah dikenalkan dengan berdoa. Mereka diingatkan bahwa berdoa merupakan satu cara untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Sehingga selain mengucap syukur dan berterima kasih, saat berdoa anak bisa mengeluarkan semua hal yang ada di dalam pikiran mereka, ada di dalam hati mereka dan segala hal yang baik positif maupun negatif. Saat berdoa, anak menyerahkan diri kepada Tuhan dan memohon Tuhan agar memberikan bimbingan.
“S” yang Mengartikan “Show”
Banyak sekali ayat dalam Alkitab yang bisa dipakai sebagai dasar dari “Show“. Salah satunya yang terambil dari Yohanes 13:34-35, “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.”
“Show“ dalam Bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai menunjukkan atau memperlihatkan. Pesan utama yang disampaikan ke anak-anak adalah bila mereka memperlihatkan hidup dalam kasih itu mengartikan mereka menunjukkan Kasih Tuhan Yesus kepada sesama. Kadang dalam menunjukkan sesuatu, anak perlu berkorban dan anak diingatkan bahwa Tuhan Yesus “… telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah” (Efesus 5:2b). Demikianlah gambaran yang akan keluar dari anak apabila mereka menunjukkan kasih.
Banyak sekali hal-hal yang mereka bisa lakukan, mulai dari yang sederhana sampai hal besar. Membersihkan kamar, membantu orang tua di rumah, berbagi dengan adik atau kakak dan merawat oma atau opa bila tinggal di rumah menjadi bagian dari hal sederhana untuk dilakukan. Tidak menutup kemungkinan, dengan dukungan dan bantuan orang dewasa, anak diajak untuk melakukan hal yang lebih besar. Misalnya mendonasikan barang atau apapun miliknya yang masih laik dan bagus, menginisiasi untuk melakukan kegiatan amal bersama anak-anak lainnya atau menolong temannya yang kesusahan.
Bagaimana Supaya Anak Melakukan T.I.P.S?
Menjadi pertanyaan akhir, apa yang harus dilakukan? Di era gawai dimana anak lebih banyak berinteraksi dengan gawainya, bagaimana masukan bisa disampaikan? Bagaimana menuntun anak supaya mereka terbiasa menjalankan T.I.P.S?
Analogi Tips atau T.I.P.S menjadi hal yang sama dalam menyampaikan pesan dan arahan kepada anak. Komunikasi yang sungguh-sungguh dan terus menerus secara langsung merupakan salah satu kunci penting dalam membantu dan mendukung anak untuk menjalankan T.I.P.S. Ajaklah anak untuk berdoa dan membaca Alkitab bersama setiap hari serta melakukan renungan atau introspeksi singkat. Tidak perlu panjang dan bertele-tele, cukup 10 – 15 menit setiap harinya untuk membangun dan menguatkan iman, serta menciptakan kebersamaan dalam Tuhan.
Memberikan contoh menjadi panduan selanjutnya. Disadari atau tidak, orang tua atau orang yang lebih dewasa biasanya menjadi panutan dan teladan bagi anak-anak. Sehingga menjadi penting untuk memperlihatkan perbuatan yang baik dan benar di mata mereka. Beribadah secara teratur, berbagi cerita- cerita yang bisa membangun iman, tunjukkan video-video yang membangun pendidikan moral adalah sebagian dari banyak hal yang bisa dilakukan.
Tuhan Yesus adalah panutan dan teladan kita. Seperti disampaikan pada Kolose 3:24b, “Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya.” Tuhan Yesus tidak pernah lelah untuk menyampaikan pengajarannya kepada setiap orang. Tuhan Yesus tidak pernah berhenti melakukan perbuatan baik. Bahkan di saat ajalnya, Tuhan Yesus mengampuni dosa mereka yang menghujatnya dan salah satu penjahat yang di salib bersama Dia. Kepada Dialah kita selalu berpaut dan hanya kepada Dialah kita menopang untuk meminta petunjuk dan arahan dalam membantu anak-anak.
BSD, Agustus 2021 Regina Nikijuluw
Referensi:YouVersion Bible Apphttps://kbbi.web.id/ https://www.alkitab.or.id/