Dimana Ada Kemauan, Disitu Ada Jalan
“Sebab TUHAN, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati.” (Ulangan 31:8)
Talenta adalah pemberian Tuhan yang diberikan secara cuma-cuma atau gratis kepada semua manusia. Sadar atau tidak, sejak Tuhan membentuk manusia, talenta itu sudah ada. Saat anak masih kecil, mereka sangat membutuhkan orang tua untuk membimbing dan mengarahkan mereka dalam mengembangkan talenta yang dimilikinya. Setiap orang tua memberikan kepercayaan kepada anak dan terus mendukung dan membantu mereka menguatkan talenta yang mereka miliki.
Jangan Putus Asa Mengasah Talenta
Di Amerika ada satu acara pencarian orang yang bertalenta dikenal dengan sebutan America’s Got Talent atau AGT. Acara ini memilih satu pemenang dengan hadiah sebesar USD 1juta. Pada AGT sesi ke XIV, tahun 2019, Kodi Lee, berjalan didampingi oleh Ibunya, Tina Lee, mengikuti audisi pertamanya. Kodi akan bermain piano dan menyanyi. Saat Kodi mulai menekan tuts piano dan mengeluarkan suaranya, terlihat kekaguman dan kekagetan dari juri dan semua yang hadir. Bahkan melihat videonya di YouTube-pun, bulu kuduk berdiri dan terharu karena luar biasa penampilannya (sumber: Youtube). Kodi Lee akhirnya menjadi juara di AGT Sesi ke XIV ini.
Tetapi apa yang luar biasa? Apa hubungannya Kodi dengan talenta? Bermain piano dan menyanyi adalah hal yang sudah biasa terjadi di AGT. Tidak hanya di AGT, pada ajang pencarian talenta lain juga banyak yang mahir bermain piano dan menyanyi.
Kodi Lee, yang mendapat standing ovation pada penampilan pertamanya di AGT, adalah anak pertama dari pasangan Tina dan Eric Lee. Ia adalah anak autis yaitu memiliki gangguan perkembangan otak dan itu mempengaruhi pertumbuhannya. Selain itu, Kodi juga buta. Namun Ibunya tahu bahwa anaknya pasti memiliki talenta, punya kemampuan yang bisa dikuatkan dan dikembangkan. Hal itu ditemukan oleh sang Ibu pada musik karena matanya selalu berbinar-binar bila mendengarkan musik. Kodi ternyata penderita autism yang mempunyai kemampuan luar biasa pada musik. Dari titik itu, orang tua Kodi mendukung dan terus membantu Kodi mengembangkan talentanya.
Howie Mandel, salah satu juri AGT, menyatakan bahwa talenta yang diperlihatkan Kodi menginspirasi semua yang hadir di lokasi dan yang menyaksikan di layar TV ataupun di media lain. Kemampuan talenta yang ditunjukkan oleh Kodi tidak lepas dari usaha jerih payah orangtua mendukungnya. Bukan hal yang mudah mengajarkan seorang anak autis dan buta untuk bermain piano dengan mahir dan bernyanyi dengan nada yang sempurnya. Bukan hal yang sederhana mendukung Kodi untuk bisa tampil dengan kelemahan yang dimilikinya. Perlu mata yang jeli, hati yang jernih, perhatian penuh dan kesabaran untuk memampukan mereka melihat kelebihan yang dimiliki Kobi dan mengasahnya terus menerus tanpa lelah. Semua itu berbuah hasil, karena penampilan Kobi sangat menginspirasi seluruh dunia.
Berpeganglah pada nubuat Nabi Yesaya yang tertulis pada Yesaya 41:10, “Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.”
Jangan Melihat Ke Atas
Dari Amerika, mari kita melihat ke Australia. Hidup tanpa harapan dan depresi, perasaan tidak mampu dan selalu merasa terisolasi serta seringnya diintimidasi oleh teman-temannya membawa pada satu keinginan untuk mengakhiri hidupnya. Bahkan tidak jarang, Ia mempertanyakan dirinya sendiri mengenai apa perlunya dia hadir di dunia ini dengan segala keterbatasan yang dia miliki. Itulah Nicholas Vujicic atau dikenal dengan Nick Vujicic, pria yang lahir tanpa lengan dan kaki. Pria yang sekarang aktif mengabarkan Berita Sukacita Tuhan di seluruh dunia, pria yang menggapai dunia untuk Tuhan (Sumber).
Nick menceritakan bahwa kemauannya timbul karena kepercayaan dia pada Tuhan. Hal itu membangun kekuatan dalam dirinya untuk tidak berputus asa, untuk tidak mempertanyakan hidup atau kekurangannya. Tetapi untuk menguatkan diri sendiri bahwa dia ada karena Tuhan mempunyai tugas yang harus dia jalankan. Tuhan memberikan talenta pada setiap orang, termasuk dirinya. Nick tidak lagi melihat kekurangannya sebagai beban tetapi Nick mencari kekuatan yang ada dalam dirinya untuk menolong banyak orang. Nick memiliki kemampuan untuk berbicara di depan banyak orang dan membangkitkan semangat orang yang kendor atau dikenal dengan motivator. Nick yang mempunyai misi untuk mengingatkan orang bahwa People need Jesus (manusia butuh Yesus) dan Christ is the Answer (Kristus adalah jawaban).
Tidak sedikit anak lahir dengan ketidakmampuan atau kekurangan seperti yang dialami Nick. Kekurangan yang membuat rendah diri dan tidak percaya diri. Atau kelemahan yang membuat diri bertanya-tanya untuk apa ada di dunia dan kelainan yang bisa menuntun untuk bunuh diri. Orang tua berperan untuk membantu dan mendukung anak serta selalu mengingatkan bahwa kekurangan, kelemahan atau kelainan itu bukan untuk ditangisi, tetapi merupakan satu tantangan untuk berbuat lebih.
Ingatkan dan kuatkan anak untuk jangan selalu melihat kelebihan yang dimiliki oleh orang lain karena masing-masing kita adalah Maha Karya Tuhan. Kita diciptakan sempurna dengan apa yang ada pada kita, kita diciptakan dengan talenta masing-masing, dengan kelebihan sendiri. Bantulah anak untuk menemukan apa yang dia miliki, dukunglah mereka untuk berkarya dengan kelebihan mereka. Nick adalah satu contoh jelas bahwa dia akhirnya tidak lagi melihat kelemahan dia sebagai kekurangan. Nick tidak lagi melihat orang lain tetapi dengan percayanya pada Tuhan menggali, menemukan dan mengkaryakan talentanya. Nick menjadi seorang pengabar injil.
Percayalah dan berpeganglah pada nubuat Nabi Yeremia karena setiap orang adalah Maha Karya Alah, “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati,” (Yeremia 29:11-13).
Serahkanlah PadaNya
Woo Gap-seon, Ibu dari seorang pemain piano Lee Hee-ah, pernah berpikir bahwa dia terlalu keras dengan anaknya. Caranya untuk meminta Lee Hee-ah berlatih piano berjam-jam sampai tangannya keram dan merah-merah, membuatnya berpikir bahwa dia ibu yang kejam. Tetapi ia mempunyai prinsip dan tujuan dalam melakukan itu karena ia merasa bila Lee Hee-ah berhenti berlatih piano, dia bisa jadi orang yang tidak berarti. Ia selalu meyakinkan Lee Hee-ah bahwa Tuhan selalu ada di sampingnya dan membantunya (sumber: The Four Fingered Pianist, Februari 2008).
Lee Hee-ah dikenal dengan A Four-Fingered Pianist. Kalau kebanyakan orang bermain piano dengan sepuluh jari, Lee Hee-ah bermain dengan empat jari. Lobster claws syndrome atau tangan menyerupai capit lobster itulah yang dimilikinya olehnya sejak lahir. Namun ia bisa memainkan piano seperti layaknya orang yang memiliki jari sempurna. Kalau orang menonton konsernya dari belakang, mereka tidak akan tahu bahwa ia memiliki empat jari. Tidak hanya itu, Ia memiliki kaki yang hanya sebatas lutut dan kelemahan pada otaknya.
Apa yang akan dialami oleh Lee Hee-ah sudah diketahui ibunya saat ia mengandung. Namun itu tidak membuat ia menggugurkan kandungannya tapi ia membangun tekat untuk mendukung anaknya. Namun, Ibunya pernah terpikir untuk mengirimkan anaknya ke Canada untuk diadopsi. Mungkin ia merasa kalau disana anaknya akan berhasil. Tetapi ia berdoa pada Tuhan memohon petunjuk dan jawaban yang didapatnya adalah jangan merendahkan Lee Hee-ah karena ia akan menjadi orang Korea yang dibanggakan negaranya (sumber: Youtube).
Ibu merupakan inspirasi dari Lee Hee-ah. Ia adalah bayangan yang selalu bersamanya dimanapun dan kapanpun. Ia selalu memberikan semangat positif yang sekarang sangat tampak padanya. Lee Hee-ah menyebutkan pada wawancaranya dengan Susan Lee MacDonald, wartawan dari Arirang TV, bahwa hidup adalah miracle (kejaiban). Ia menyampaikan untuk mengapresiasi kekurangan yang ada atau be yourself for who you are (jadilah dirimu seperti apa adanya), selalu berharap dan tetap kuat. Janganlah melakukan operasi yang aneh-aneh tetapi percayalah pada pemberian Tuhan.
“Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Matius 28:20). Demikianlah kita percaya bahwa Tuhan selalu ada bersama kita. Tuhan akan membantu orang tua dalam memberikan arahan, bimbingan, dukungan dan bantuan pada anak-anaknya – apapun kondisi dari anak karena mereka Maha Karya Tuhan. Tuhan memberikan talenta, memberikan warna pada setiap orang. Tugas orangtua-lah untuk membuat warna itu menjadi pelangi yang indah, bukan awan mendung.
BSD, Agustus 2021 Regina Nikijuluw
Referensi: https://www.alkitab.or.id/ https://www.kodileerocks.com/bio Kodi Lee, first audition on AGT, https://www.youtube.com/watch?v=2jS07j4mL-0HomeNick Vujicic, https://lifewithoutlimbs.org/ INNERview Ep59 An extraordinary pianist, Lee Hee-ah, https://www.youtube.com/watch?v=ENDxRmv5EyA&t=517s The Four Fingered Pianist, Februari 2008