Don’t Judge a Book by Its Cover
“Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat.” – Matius 25 : 14-15
Naomi, adalah murid baru kelas 5 SD di salah satu sekolah Kristen di Jakarta. Dia anak Papua dan pindah ke Jakarta karena ayahnya ditugaskan untuk bekerja di Jakarta. Perubahan dan perbedaan gaya hidup, cara bicara, tingkat pembelajaran yang diterimanya, situasi dan kondisi yang berbeda antara Papua dan Jakarta menjadikan Naomi terlihat sangat pendiam dan sering menyendiri. Tidak ada keberanian dari Naomi untuk memulai pembicaraan dan bergabung dengan teman-temannya. Tampak jelas dari wajah dan sikapnya bahwa Naomi tidak nyaman dan rendah diri.
Di sisi lain, banyak teman-teman sekelasnya memandang Naomi dengan sebelah mata. Kelemahan Naomi dalam mengikuti pelajaran dan menjawab pertanyaan, membuat mereka tidak sabar dan kesal. Mereka merasa yakin bahwa Naomi tidak mampu bersaing dengan mereka dan tidak bisa menyamai kemampuan mereka dalam segala hal. Mereka segan untuk berteman dengan Naomi karena menurut mereka perbedaan terlalu jauh. Naomi seakan-akan tidak ada dalam lingkaran kehidupan mereka.
Pagi itu, hari Jumat, anak kelas 5 sibuk mempersiapkan diri. Hari itu ada pelajaran Seni Musik dan anak-anak diberi tugas untuk menyanyi di depan kelas. Beberapa judul lagu wajib dan lagu pilihan sudah disampaikan oleh Ibu Maria, Guru Seni Musik. Terlihat kesibukan anak-anak secara berkelompok mempersiapkan diri dan berlatih untuk menyanyi di sekitar kelas mereka. Wajah mereka tegang karena lagu-lagu yang dipilih bukan lagu yang mudah untuk dinyanyikan. Naomi-pun di sudut area sekolah, sendiri, mempersiapkan dirinya.
Satu-persatu berdasarkan abjad nama, anak-anak dipanggil untuk menyanyi di depan kelas. Tidak ada yang luar biasa terjadi, semua datar dan menyanyi dengan tujuan hanya sekedar menjalankan tugas yang diberikan agar mereka mendapat nilai. Tiba saatnya Naomi harus tampil. Suasana kelas sudah tidak nyaman karena kebosanan mereka melihat penampilan dari teman-teman mereka. Tentunya, ini sangat berpengaruh saat nama Naomi disebut oleh Ibu Maria. Walaupun tidak berani ditunjukkan, tetapi kesan memandang rendah Naomi cukup kentara.
Berdiri dari bangkunya, Naomi melangkah ke depan kelas. Tidak seperti biasanya, kali ini Naomi tampak sangat percaya diri, tidak ada ketakutan dan keraguan. Memandang wajah teman-teman di kelasnya yang mengacuhkan dia, Naomi mempersiapkan diri dan mulai menyanyi. Alunan pertama yang keluar dari mulutnya mengundang kekagetan seluruh kelas. Bernyanyi dengan nada keroncong dan bergoyang dengan lemah gemulai mengikuti irama lagu, Naomi melakukannya dengan sempurna dan terlihat sangat menikmati. Kaget berubah menjadi kagum, demikian teman-teman sekelas Naomi melihat penampilan Naomi.
Ilustrasi Naomi merupakan kisah yang banyak terjadi di dunia anak, baik dari mulai mereka kecil maupun sampai mereka dewasa. Secara tidak sadar hal itu menjadi satu kebiasaan yang terbentuk dan sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari anak. Sedari mereka kecil, anak perlu diingatkan dan diberi pemahaman supaya kisah Naomi tidak terjadi dalam kehidupan mereka, supaya mereka tidak mengikuti contoh yang tidak baik pada yaitu memandang rendah kepada orang lain karena dalam diri setiap orang pasti ada kelebihan dari kemampuan yang dimilikinya.
Allah Memberikan Talenta
Dalam Bahasa Inggris disebut dengan talent yang berarti adalah kemampuan atau modal yang dimiliki oleh seseorang. Apabila kemampuan tersebut diasah dengan baik, secara teratur dan terus menerus maka akan menjadi satu hal yang sangat bermanfaat bagi pemiliknya. Talenta yang tertera dalam Alkitab mengartikan satu nilai mata uang pada jaman dahulu. Biasa pekerja menerima 1 talenta sebagai upah kerja dan itu sudah cukup untuk hidup mereka dalam satu bulan. Kedua hal tersebut memiliki arti yang sama yaitu bila dikaryakan dengan benar akan memenuhi kebutuhan hidup manusia itu sendiri.
Talenta merupakan perlengkapan yang diberikan oleh Allah sejak awal manusia dibentuk. Talenta adalah kemampuan, merupakan senjata andalan untuk kehidupan manusia itu sendiri dan masa depannya. Sebagai pemberian Allah yang sangat berharga, manusia wajib untuk mengasah dan menggunakan talentanya untuk kehidupan mereka serta yang terpenting untuk mengabarkan dan menyampaikan kemuliaan Allah.
Kadang timbul rasa ketakutan dan keraguan untuk mengasah dan menguatkan talenta yang dimiliki. Namun seperti disampaikan pada Timotius 1:6, “Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atas”, Allah menyatakan janjinya bahwa Ia selalu ada untuk membantu, mendukung dan menguatkan manusia. Allah tidak akan meninggalkan manusia melangkah sendiri asalkan kita yakin dan berserah padaNya.
Pemahaman dan pengertian akan talenta penting untuk disampaikan kepada anak. Bahwa Allah pasti memberikan talenta atau kemampuan bagi setiap anak untuk berkarya dalam hidup mereka. Talenta setiap anak berbeda-beda untuk menciptakan satu keserasian dan keselarasan. Misalnya, dalam satu orchestra, ada anak yang mahir bermain piano dan itu akan dilengkapi oleh anak lain yang mahir bermain alat musik gesek, alat musik tiup dan alat musik pukul. Keragaman itu akan menciptakan satu keserasian dan keselarasan yang indah. Perbedaan bukan untuk direndahkan tetapi untuk disatukan.
Allah tidak pernah diam dan meninggalkan setiap manusia. Setelah diperlengkapi, Allah berjalan bersama untuk mendukung, membantu dan menguatkan dalam mengembangkan kemampuan yang diberikanNya. Setiap anak harus percaya dan yakin akan hal itu. Setiap anak tidak boleh ragu dan takut untuk melangkah maju karena Allah ada di sisinya dan menopangnya di saat melangkah. Mereka perlu yakin akan kemampuannya serta terus mengasahnya. Mereka harus percaya bahwa apa yang mereka lakukan adalah untuk mengabarkan dan menyampaikan kemuliaan Allah.
Kisah Naomi mengggambarkan talenta atau kemampuan yang dimiliki oleh Naomi. Di saat ada kelemahan dan kekurangan yang dimilikinya, Naomi menampilkan kemampuan besar dalam sisi seni. Naomi yakin dan percaya akan talentanya sehingga dengan percaya diri Naomi bernyanyi. Tanpa ada rasa takut dan ragu, Naomi yang dikenal pribadi menyendiri, menjadi Naomi dengan pribadi yang terbuka. Tanpa disadari oleh Naomi, keberaniannya menampilkan talentanya dan mengubah persepsi teman-temannya menjadi kagum merupakan aksi nyatanya mengabarkan dan menyampaikan kemuliaan Allah.
Don’t Judge a Book By Its Cover
Kalau pergi ke tempat penjualan buku bekas, misalnya pameran buku Big Bad Wolf, biasanya buku yang dicari adalah buku yang memiliki sampul masih bagus. Buku-buku yang sudah lusuh, warna sudah usang dan kadang berbau tidak sedap disingkirkan dan tidak dipandang. Padahal kalau dilihat lebih detail isi dari buku yang lusuh tersebut, bisa jadi ada cerita dan pesan yang bagus dan menarik di dalamnya serta banyak hal yang bisa diambil sebagai contoh.
Atau Alkitab misalnya, buku ini sudah dimiliki oleh seseorang sedari mereka kecil. Pada Alkitab biasa diberi tanda-tanda untuk bagian-bagian yang penting dan berkaitan dengan menopang serta petunjuk hidup. Sehingga, Alkitab disimpan terus bertahun-tahun karena dipakai sebagai pengingat dan membantu untuk melangkah. Alkitab yang sudah lama biasanya menjadi usang, sampul depan sudah tidak baik dan warna sudah tidak putih lagi tetapi isi di dalamnya sangat luar biasa karena kehidupan umat manusia untuk menuju Kebenaran yang Kekal bergantung dari isi yang ada di dalam Alkitab.
Peribahasa dalam Bahasa Inggris itu mempunyai arti yang sangat berkaitan dengan hidup. Jangan hanya melihat sampul depan dari buku tetapi bukalah dan baca isinya untuk mengetahui betapa bagusnya isi dari buku tersebut. Tanpa disadari, penilaian terhadap orang lain langsung terbentuk hanya karena melihat sisi penampilan, gaya hidup ataupun kemampuan yang mereka lihat dengan mata. Perbedaan yang ada pada mereka membentuk satu persepsi untuk menyisihkan dan memandang rendah orang lain karena mereka tidak memiliki kesamaan dan kemampuan yang patut untuk dipertimbangkan.
Anak perlu paham untuk jangan langsung menilai orang hanya dengan melihat penampilan luar dan penilaian cepat karena kekurangan atau perbedaan yang ada. Tetapi mereka perlu benar-benar mengenali lebih mendalam untuk bisa memberikan penilaian. Anak diberi pemahaman untuk tidak langsung memandang rendah sesamanya tetapi harus memahami lebih dahulu karena setiap orang memiliki hal yang baik. Anak perlu mengerti bahwa setiap orang itu berbeda tetapi perbedaan itu bukan untuk dinilai negatif melainkan diterima sebagai sesuatu untuk melengkapi kehidupan serta menciptakan keselarasan dan keserasian.
Pandangan pertama pada Naomi yang memiliki perbedaan dan kekurangan bukan berarti untuk direndahkan. Hal itu terjadi karena karena kehidupan ditempatnya dahulu serta situasi dan kondisi yang berbeda saat dia bertumbuh. Ketidaksamaan itu bukan untuk diacuhkan karena ternyata ada kemampuan yang luar biasa dari Naomi. Talenta yang tidak dimiliki oleh satupun anak di kelas. Pengertian dan pemahaman untuk tidak menilai dari sisi luar tetapi perlu lebih mengenali lebih mendalam perlu disampaikan kepada setiap anak.
Seperti ayat Alkitab Matius 22:39b menyatakan, “Kasihilah sesamamu manusia, seperti dirimu sendiri”, demikian juga anak diingatkan untuk selalu mengasihi sesamanya. Apa yang anak inginkan terjadi pada dirinya, itulah yang anak berikan kepada sesamanya, kepada orang-orang disekitarnya. Jangan memandang sebelah mata hanya karena penampilan luar tetapi kenalilah dan pahamilah secara mendalam.
Demikian setidaknya dua hal penting yang bisa dipetik sebagai pembelajaran dari kisah Naomi untuk disampaikan kepada anak. Poin pertama adalah Allah pasti memberikan talenta atau kemampuan bagi kita semua untuk dipakai dalam kehidupan. Talenta tersebut tidak selalu sama tetapi perbedaan itu diciptakan untuk membuat satu keselarasan dan keserasian supaya alunan orchestra menjadi lebih terpadu dan bagus untuk didengar, supaya hidup menjadi lebih indah.
Hal kedua adalah don’t judge a book by its cover atau jangan menilai isi buku hanya dengan melihat sampul depannya yang lusuh. Jangan memandang sebelah mata atau merendahkan orang hanya dengan melihat sisi luar dari seseorang. Kenalilah lebih mendalam karena dalam diri setiap orang pasti ada kemampuan tersendiri, ada kelebihan yang dimiliki. Berpikir dan pandanglah secara positif kepada yang lain, kasihilah mereka seperti kita mengasihi diri kita sendiri.